Operator Crane Tewas Tersengat Listrik di Medan, Sorotan Tajam pada Keselamatan Kerja Proyek
Kecelakaan fatal yang menewaskan operator crane di Jalan Mandala By Pass, Medan, kembali menguak lemahnya pengawasan keselamatan kerja proyek infrastruktur di perkotaan.

edan, Voxafia.id – Seorang operator crane bernama Ginda Maratua Tambunan meninggal dunia akibat tersengat listrik saat bekerja di proyek penutup parit di Jalan Mandala By Pass, Kota Medan, Jumat (2/5/2025) siang. Peristiwa memilukan ini terjadi sekitar pukul 14.30 WIB dan mengundang keprihatinan atas standar keselamatan kerja di proyek-proyek perkotaan.
Menurut keterangan warga, insiden terjadi ketika crane yang dioperasikan Ginda mengalami gangguan teknis, diduga dari sistem hidrolik. Tak lama kemudian, alat berat itu menyentuh kabel listrik tersembunyi, yang langsung menyengat tubuh korban hingga membuatnya terjatuh dan tak sadarkan diri.
Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Muhammadiyah di sekitar lokasi, namun nyawanya tidak tertolong. Warga yang menyaksikan kejadian itu pun tampak panik, sementara lalu lintas sempat macet akibat kerumunan di sekitar lokasi.
Ironisnya, sejumlah pekerja proyek enggan memberikan keterangan lebih lanjut, sementara pernyataan resmi dari pihak Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Kota Medan baru diterima beberapa jam setelah kejadian.
Plt. Kepala Dinas SDABMBK, Gibson Panjaitan, dalam pernyataan tertulis via WhatsApp, menyebut kejadian tragis itu terjadi dalam upaya pembersihan penutup slab yang telah dilakukan selama tiga hari. “Sayangnya, alat yang digunakan tanpa sadar menyentuh kabel listrik tersembunyi. Ini adalah kehilangan yang sangat kami sesalkan,” ujarnya.
Kejadian ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai kesiapan proyek dalam mengantisipasi risiko keselamatan, serta peran pengawasan dari Balai K3 dan Dinas Ketenagakerjaan. Serikat pekerja pun kembali mendesak adanya audit keselamatan menyeluruh untuk proyek-proyek pemerintah di Medan.
Insiden ini juga menjadi pengingat keras bahwa keselamatan kerja bukan hanya tanggung jawab kontraktor atau operator lapangan, tetapi juga pihak pemerintah sebagai penyelenggara proyek. Minimnya papan peringatan bahaya, tidak adanya prosedur standar operasional yang terpampang, serta kelalaian dalam memetakan risiko seperti kabel listrik yang tidak terdeteksi, menunjukkan bahwa aspek keselamatan sering kali terabaikan dalam kejar target proyek.
Sejumlah aktivis ketenagakerjaan di Medan menyoroti perlunya evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan proyek infrastruktur yang melibatkan alat berat. Mereka mendesak pemerintah kota dan instansi terkait untuk membuka hasil investigasi secara transparan, serta memberikan sanksi tegas jika ditemukan kelalaian prosedural. “Jangan tunggu korban berikutnya. Ini saatnya kita utamakan nyawa di atas segalanya,” ujar Ardi Harahap, perwakilan dari Koalisi Pekerja Aman Medan.